Rumah Sakit St Theresia Kota Jambi Diduga Lalai Layani Pasien Ibu Melahirkan, Berujung Bayi Meninggal Dunia

WARNABENGKULU.CO.ID, KOTA JAMBI– Kasus meninggalnya bayi akibat kelalaian petugas medis rumah sakit kembali terjadi. Kali ini terjadi di rumah sakit St Theresia Kota Jambi. Korbannya bayi malang berjenis kelamin perempuan yang baru berumur satu hari yang telah diberi nama Skyla Kenzura oleh pasangan Tomi Anggara dan Ladita Fitria warga Kelurahan Jelutung Kecamatan Jelutung Kota Jambi.

Seperti diceritakan orang tua Tomi Anggara, Zaimi Efendi. Peristiwa meninggalnya bayi yang diduga akibat kelalaian dan lambannya penanganan oleh petugas medis rumah sakit St Theresia ini bermula pada Senin dinihari (2/6/2025) sekira pukul 03.30WIB.

Ladita Fitria diantar suami dan keluarga datang ke rumah sakit St Theresia karena sudah mengalami kontraksi akan melahirkan anak pertamanya.

Saat tiba di rumah sakit St Theresia, keluarga Ladita Fitria langsung menuju ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setelah 4 jam lebih di ruang IGD, sekira pukul 08.00WIB usai mendaftar, Ladita Fitria dipindah ke ruang perawatan.

“Di ruang perawatan ini, menantu saya diperiksa oleh perawat dan bidan. Hasilnya semua baik dan normal,” ucap Zaimi Efendi di konfirmasi Kamis (5/6/2024).

Sekira pukul 10.00WIB lanjut Zaimi Efendi, menantunya mengalami kontraksi hebat. Lalu pihak keluarga memanggil perawat di Ners station, agar dilakukan pemeriksaan. Karena saat itu air ketuban sudah mulai keluar.

“Bukannya diperiksa, perawat mengatakan tidak boleh diperiksa terus nanti infeksi. Lalu perawat menyuntikan obat anti nyeri agar kontraksi hilang,” kata Zaimi Efendi.

Saat menyuntikan obat anti nyeri tersebut ujar Zaimi Efendi, perawat sempat bilang. Jika obat itu seharusnya di suntikan setelah operasi. Namun karena terus sakit, obat tersebut di suntikan sembari menunggu jam operasi pukul 14.00WIB.

“Bahkan kata perawat itu, jika masih nyeri maka akan ditambah dosisnya. Agar tidak lagi merasakan nyeri sampai tiba waktu operasi,” imbuhnya.

Tepat pukul 14.00WIB jelas Zaimi Efendi, menantunya dibawa ke ruang operasi untuk melaksanakan cesar. Sekira setengah jam, operasi selesai dan bayi berhasil dikeluarkan, namun hanya menangis sebentar karena telah banyak meminum air ketuban.

“Usai operasi, ibu dan bayi dipisah. Ibunya kembali ke ruang perawatan dan bayi masuk ke inkubator. Pihak keluarga tidak diperbolehkan melihat,” cerita Zaimi Efendi.

Lalu ke esokan harinya atau Selasa (3/6/2025) sekira pukul 11.00WIB lanjut Zaimi Efendi, kondisi bayi melemah. Pihak rumah sakit St Theresia akan merujuk bayi ke rumah sakit lain.

“Surat rujukan itu lama sekali diproses. Bayangkan dari pukul 11.00WIB, pukul 15.00WIB surat rujukan itu baru dikeluarkan. Sementara kondisi bayi sudah sangat lemah,” ungkap Zaimi Efendi.

Kami sempat menanyakan ke perawat terkait lamanya surat rujukan tersebut keluar tutur Zaimi. Mirisnya lagi, setelah surat rujukan di dapat perawat mengatakan bahwa tidak ada kamar yang kosong di rumah sakit rujukan untuk bayi yang sudah lemah.

“Akhirnya tepat pukul 16.00WIB, cucu kami ini meninggal dunia. Sangat disayangkan, kami kecewa kepada pihak rumah sakit ini karena menganggap sepele. Hingga akhirnya cucu kami meninggal dunia,” kesal Zaimi.

Mirisnya pula sambung Zaimi Efendi, saat akan pulang. Pihak rumah sakit seperti lepas tangan, seharusnya diberikan ambulance gratis. Tapi ini tidak, jika ingin menggunakan ambulance harus bayar. Sehingga kami bawa jasad cucu kami dengan mobil pribadi.

“Kami sangat kecewa, kenapa saat pasien sudah darurat sangat lambat dilayani. Padahal ini rumah sakit besar dan terkenal, tapi pelayanannya sangat mengecewakan. Apakah karena menantu saya ini pasien BPJS, sehingga SOP pelayanannya seperti ini,” beber Zaimi.

Saat ini sambung Zaimi, anak dan menantunya sangat terpukul dan terus bersedih. Sering menangis meratapi nasib anak pertamanya yang malang, harus meninggal karena lambannya pelayanan rumah sakit.

Sementara pihak rumah sakit St Theresia seperti tidak bersalah, ingin lepas dari tanggungjawab. Padahal menurut Zaimi, tidak terselamatkannya cucunya itu adalah karena kelalaian pihak rumah sakit St Theresia. Yang lamban mengambil tindakan, saat pasien dalam keadaan darurat.

“Kami masih rembuk keluarga, tidak menutup kemungkinan perkara ini akan kami bawa ke hukum. Karena kami nilai, meninggalnya cucu kami ini akibat kelalaian pihak rumah sakit. Menelantarkan menantu saya yang telah mengalami kontraksi hebat,” sampai Zaimi Efendi.(aba)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,911PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!